Google

Selasa, 18 September 2007

Pacaran Bukan Budaya Umat Islam yang Beriman

PACARAN, setiap kali kita mendengarnya akan terlintas di benak kita sepasang insan yang sedang mabuk cinta dan dilanda asmara. Saling mengungkapkan rasa sayang serta rindu, yang kemudian memasuki sebuah kehidupan seperti layaknya sudah menikah. Lalu kenapa harus dipermasalahkan? Bukankah cinta itu fitrah setiap anak Adam? Bukankah setiap orang memerlukan masa penyesuaian sebelum pernikahan?

Cinta, fitrah setiap manusia, manusia diciptakan oleh ALLAH SWT dengan membawa fitrah untuk mencintai lawan jenisnya. Sebagaimana Firman-Nya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi ALLAH lah tempat kembali yang baik (syurga) (Ali Imran: 14).
Berkata Imam Qurthubi: ALLAH SWT memulai dengan wanita karena kebanyakan manusia menginginkannya, juga karena mereka merupakan jerat-jerat syaitan yang menjadi fitnah bagi kaum lelaki, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Tiadalah aku tinggalkan setelahku selain fitnah yang lebih berbahaya bagi lelaki daripada wanita. (Hadist Riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah).
Karena cinta merupakan fitrah manusia, maka ALLAH SWT menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia dan nikmat yang dijanjikan bagi orang-orang beriman di syurga dengan bidadarinya.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang solehah (Hadist Riwayat Muslim, NasaI, Ibnu Majah, Ahmad, Baihaqi)
ALLAH berfirman: Di dalam syurga-syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik (ar-Rahman: 70)Namun, Islam tidak membiarkan fitnah itu mengembara tanpa batasannya. Islam telah mengatur dengan tegas bagaimana menyalurkan cinta, juga bagaimana batasan pergaulan antara dua insan berlawanan jenis sebelum menikah, agar semuanya tetap berada pada landasan etika dan norma yang sesuai dengan syariat.

ETIKA PERGAULAN DAN BATAS PERGAULAN DI ANTARA LELAKI DAN WANITA MENURUT ISLAM

1. Menundukkan pandangan
ALLAH memerintahkan kaum lelaki untuk menundukkan pandangannya, sebagaimana Firman-Nya: Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya (an-Nuur: 30).
Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada kaum wanita beriman, ALLAH berfirman: Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya (an-Nuur: 31).

2. Menutup aurat
ALLAH berfirman: Dan jangan lah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka memanjangkan kerudung ke dadanya (an-Nuur: 31).
Juga Firman-Nya; Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka memanjangkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali, karena itu mereka tidak diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (an-Nuur: 59).
Perintah menutup aurat juga berlaku bagi semua jenis. Dari Abu Daud Said al-Khudri r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seseorang lelaki memandang aurat lelaki, begitu juga dengan wanita jangan melihat aurat wanita.

3. Adanya pembatas antara lelaki dengan wanita
Kalau ada sebuah keperluan terhadap kaum yang berlainan jenis, harus disampaikan dari balik tabir pembatas. Sebagaimana FirmanNya: Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab. (al-Ahzaab: 53).

4.Tidak berdua-duaan di antara lelaki dan perempuan
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seorang lelaki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahramnya (Hadis Riwayat Bukhari & Muslim).
Dari Jabir bin Samurah berkata, Rasulullah SAW bersabda: Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duan dengan seorang wanita, karena syaitan akan menjadi ketiganya (Hadist Riwayat Ahmad & Tirmidzi dengan sanad yang sahih).

5.Tidak melunakkan ucapan (percakapan)
Seorang wanita dilarang melunakkan ucapannya ketika berbicara selain kepada suaminya.
Firman ALLAH SWT: Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (berkata-kata yang menggoda) sehingga berkeinginan orang yang ada penyakit di dalam hatinya tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik. (al-Ahzaab: 32)
Berkata Imam Ibnu Kathir: Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh ALLAH kepada para isteri Rasulullah SAW serta kepada para wanita mukminah lainnya, yaitu hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam pengertian janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia berbicara dengan suaminya (Tafsir Ibnu Kathir 3/350).

6.Tidak menyentuh kaum berlawanan jenis
Dari Maqil bin Yasar r.a. berkata: Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik daripada menyentuh kaum wanita yang tidak halal baginya (Hadist Hasan Riwayat Thabrani dalam Mujam Kabir).
Berkata Syaikh al-Albani Rahimahullah: Dalam hadis ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya (Ash-Shohihah 1/448).
Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain-lainnya. Dari Aishah berkata: Demi ALLAH, tangan Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (Hadist Riwayat Bukhari).
Inilah sebagian etika pergaulan antara lelaki dan wanita selain mahram, yang mana apabila seseorang melanggar semuanya atau sebagiannya saja akan menjadi dosa zina baginya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya ALLAH menetapkan untuk anak Adam bagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata dengan memandang, zina lisan dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan serta berangan-angan, lalu farji/kemaluan yang akan membenarkan atau mendustakan semuanya (Hadist Riwayat Bukhari, Muslim & Abu Daud).
Padahal ALLAH SWT telah melarang perbuatan zina dan segala sesuatu yang boleh mendekati kepada perbuatan zina. Sebagaimana FirmanNya: Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk (al-Isra: 32).

Hukum Pacaran setelah memperhatikan ayat Qur'an dan hadist tadi, maka tidak diragukan lagi bahwa pacaran itu haram, karena beberapa sebab berikut:
1. Orang yang pacaran tidak mungkin menundukkan pandangannya terhadap kekasihnya.
2. Orang yang pacaran tidak akan boleh menjaga hijab.
3. Orang yang bercouple biasanya sering berdua-duaan dengan pasangan kekasihnya, baik di dalam rumah atau di luar rumah.
4. Wanita akan bersikap manja dan mendayukan suaranya saat bersama kekasihnya.
5. Pacaran identik dengan saling menyentuh antara lelaki dan wanita, meskipun itu hanya berjabat tangan.
6. Orang yang pacaran, boleh dipastikan selalu membayangkan orang yang dicintainya.Dalam kamus berpacaran, hal-hal tersebut adalah lumrah dilakukan, padahal satu hal saja cukup untuk mengharamkannya, apalagi kesemuanya atau yang lain-lainnya lagi?
Fatwa UlamaSyaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin ditanya tentang hubungan cinta sebelum nikah. Jawab beliau; Jika hubungan itu sebelum nikah, baik sudah lamaran atau belum, maka hukumnya adalah haram, karena tidak boleh seseorang untuk bersenang-senang dengan wanita asing (bukan mahramnya) baik melalui ucapan, memandang, atau berdua-duaan.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seorang lelaki bedua-duaan dengan seorang wanita kecuali ada bersama-sama mahramnya, dan janganlah seseorang wanita berpergian kecuali bersama mahramnya.
Syaikh Abdullah bin abdur Rahman al-Jibrin ditanya: Jika ada seseorang lelaki yang berkoresponden dengan seorang wanita yang bukan mahramnya, yang pada akhirnya mereka saling mencintai, apakah perbuatan itu haram? Jawab beliau: Perbuatan itu tidak diperbolehkan, kerana boleh menimbulkan syahwat di antara keduanya, serta mendorongnya untuk bertemu dan berhubungan, yang mana koresponden semacam itu banyak menimbulkan fitnah dan menanamkan dalam hati seseorang untuk mencintai penzinaan yang akan menjerumuskan seseorang pada perbuatan yang keji, maka dinasihati kepada setiap orang yang menginginkan kebaikan bagi dirinya untuk menghindari surat-menyurat, pembicaraan melalui telefon serta perbuatan semacamnya demi menjaga agama dan kehormatan diri kita.
Syaikh Jibrin juga ditanya: Apa hukumnya kalau ada seorang pemuda yang belum menikah menelefon gadis yang juga belum menikah? Jawab beliau: Tidak boleh berbicara dengan wanita asing (bukan mahram) dengan pembicaraan yang boleh menimbulkan syahwat, seperti rayuan, atau mendayukan suara (baik melalui telefon atau lainnya). Sebagaimana Firman ALLAH SWT; Dan janganlah kalian melembutkan suara, sehingga berkeinginan orang-orang yang berpenyakit di dalam hatinya (al-Ahzaab: 32).
Adapun kalau pembicaraan itu untuk sebuah keperluan, maka hal itu tidak mengapa apabila selamat daripada fitnah, akan tetapi hanya sekadar keperluan.
Subhat dan jawaban yang sebenarnya keharaman berpacaran lebih jelas dari matahari di siang hari. Namun begitu masih ada yang berusaha menolaknya walaupun dengan dalil yang sangat rapuh, antaranya:Tidak boleh dikatakan semua cara berpacaran itu haram, karena mungkin ada orang yang berpacaran mengikut landasan Islam, tanpa melanggar syariat.
Jawabnya: Istilah berpacaran berlandaskan Islam itu Cuma ada dalam khayalan, dan tidak pernah ada wujudnya. Anggap sajalah mereka boleh menghindari khalwat, menyentuh serta menutup aurat. Tetapi tetap tidak akan boleh menghindari dari saling memandang, atau saling membayangkan kekasihnya dari masa ke semasa. Yang mana hal itu jelas haram berdasarkan dalil yang kukuh.
Biasanya sebelum memasuki pernikahan, perlu untuk mengenal terlebih dahulu calon pasangan hidupnya, fisik, karakter/sifat, yang mana hal itu tidak akan boleh dilakukan tanpa berpacaran, karena bagaimanapun juga kegagalan sebelum menikah akan jauh lebih ringan daripada kalau terjadi setelah menikah.
Jawabnya: Memang, mengenal fisik dan karakter calon isteri maupun suami merupakan satu hal yang diperlukan sebelum memasuki pernikahan, agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Namun, tujuan ini tidak boleh digunakan untuk menghalalkan sesuatu yang telah diketahui haramnya. Ditambah lagi, bahwa orang yang sedang jatuh cinta akan berusaha memperlihatkan segala yang baik dengan menutupi kekurangannya di hadapan kekasihnya. Juga orang yang sedang jatuh cinta akan menjadi buta dan tuli terhadap perbuatan kekasihnya, sehingga akan melihat semua yang dilakukannya adalah kebaikan tanpa cacat. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Darda: Cintamu pada sesuatu membuatmu buta dan tuli.
Fenomena pacaran dalam situasi terkini, fenomena pergaulan bebas dan pengabaian terhadap nilai-nilai murni Islam berlaku pada tahap yang amat membimbangkan. Kebanyakan umat Islam kini tidak lagi menitik beratkan nilai-nilai dan adab-adab sopan yang dianjurkan oleh Islam melalui Al-Quran dan Sunnah RasulNya. Mereka telah mengabaikannya dan menganggap perkara itu tidak penting, bahkan mereka menganggapkannya sebagai satu perkara yang menyusahkan aktivitas mereka yang menurutkan nafsu dan perasaan semata-mata itu. Nauzubillah Marilah kita sama-sama menjauhi perkara yang seperti itu dan mejauhi hal-hal yang telah dilarang (haram). Tegakkanlah yang benar dan katakanlah salah kepada yang batil. Janganlah membenarkan perkara yang telah terang haramnya di sisi ALLAH.

Dikutip dari: jiwakitamerdeka.blogspot.com
Diedit oleh: kulonuwun

Read More..

Minggu, 16 September 2007

MENGENAL PRIBADI FATIMAH AZ ZAHRA


Duhai ukhti ........
Renungkan sejenak kisah putri yang sangat dicintai Baginda Rasulullah SAW
Seorang wanita yang memiliki kepribadian agung
Seorang wanita yang sepatutnya dijadikan teladan
......Fatimah Zahra AS......
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, berkah, dan rahmat-Mu kepada Muuhammad-hamba, Nabi, dan utusan-Mu; Nabi yang ummi, penghulu para rasul, imam orang-orang yang bertakwa, dan penutup para Nabi; Imam kebaikan dan panglima kebaikan, serta rasul rahmat, juga kepada isteri-isterinya, ibu kaum beriman, dan kepada keturunan dan Ahli Baitnya; kepada keluarga dan para sahabatnya, para penolong dan para pe-ngikutnya, serta umat dan para pencintanya-sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat, berkah, rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Di alam raya ini sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

Riwayat yang masyhur menyebutkan bahwa Fatimah Zahra AS, hanya sempat mengenyam kehidupan yang singkat. Beliau wafat pada usia yang sangat belia, 18 tahun. Meski singkat, kehidupan beliau banyak mengandung pelajaran berharga. Kehidupan putri Rasul ini, laksana permata indah yang memancarkan cahaya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengajak Anda untuk melihat sekelumit dari kepribadian beliau yang agung, untuk dijadikan pedoman, khususnya bagi kaum perempuan.

Tak diragukan lagi, sebagian besar problem dan masalah yang dihadapi umat manusia adalah karena kelalaiannya akan hakikat wujud kemanusiaannya, sehingga dia terjebak dalam tipuan dunia. Sebaliknya, manusia bisa mendekatkan diri kepada Tuhan saat dia mengenal dirinya dan mengetahui tugas yang harus ia lakukan dan pertanggungjawabkan kepada Allah, Sang Pencipta alam kehidupan.
Fatimah Zahra AS, adalah seorang figur yang unggul dalam keutamaan ini. Dalam doanya, beliau sering berucap, “Ya Allah, kecilkanlah jiwaku di mataku dan tampakkanlah keagungan-Mu kepadaku. Ya Allah, sibukkanlah aku dengan tugas yang aku pikul saat Engkau menciptakanku, dan jangan Engkau sibukkan aku dengan hal-hal yang lain.”
Keikhlasan dalam beramal adalah jembatan menuju keselamatan dan keberuntungan. Manusia yang memiliki jiwa keikhlasan akan terbebas dari seluruh belenggu hawa nafsu dan akan sampai ke tahap penghambaan murni. Keikhlasan akan memberikan keindahan, kebaikan, dan kejujuran kepada seseorang. Contoh terbaik dalam hal ini dapat ditemukan pada pribadi agung Fatimah Zahra AS. Seseorang pernah bertanya kepada Imam Mahdi AS, “Siapakah di antara putri-putri Nabi yang lebih utama dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi?” Beliau menjawab, “Fatimah.” Dia bertanya lagi, “Bagaimana Anda menyebut Fatimah sebagai yang lebih utama padahal beliau hanya hidup singkat dan tidak lama bersama Nabi?” Beliau menjawab, “Allah memberikan keutamaan dan kemuliaan ini kepada Fatimah karena keikhlasan dan ketulusan hatinya.”
Sayyidah Fatimah dalam munajatnya sering mengungkapkan kata-kata demikian, “Ya Allah, aku bersumpah dengan ilmu ghaib yang Engkau miliki dan kemampuan penciptaan-Mu. Berilah aku keikhlasan. Aku ingin aku tetap tunduk dan menghamba kepada-Mu di kala senang dan susah. Saat kemiskinan mengusikku atau kekayaan datang kepadaku, aku tetap berharap kepada-Mu. Hanya dari-Mu aku memohon kenikmatan tak berujung dan kelapangan pandangan yang tak berakhir dengan kegelapan. Ya Allah, hiasilah aku dengan iman dan masukkanlah aku ke dalam golongan mereka yang mendapatkan petunjuk.”
Kecintaan Fatimah AS kepada Tuhan disebut oleh Rasulullah sebagai buah dari keimanannya yang tulus. Beliau bersabda, “Keimanan kepada Allah telah merasuk ke kalbu Fatimah sedemikian dalam, sehingga membuatnya tenggelam dalam ibadah dan melupakan segalanya.”
Manusia yang mengenal Tuhannya akan menghiasi perilaku dan tutur katanya dengan akhlak yang terpuji. Asma’, salah seorang wanita yang dekat dengan Sayyidah Fatimah AS mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seorangpun wanita yang lebih santun dari Fatimah. Fatimah belajar kesantunan dari Dzat yang Mahabenar. Hanya orang yang terdidik dengan tuntunan Ilahi-lah yang bisa memiliki perilaku dan kesantunan yang suci. Ketika Allah swt melalui firman-Nya memerintahkan umat untuk tidak memanggil Rasul dengan namanya, Fatimah lantas memanggil ayahnya dengan sebutan Rasulullah. Kepadanya Nabi bersabda, “Fatimah, ayat suci ini tidak mencakup dirimu.” Dalam kehidupan rumah tangganya, putri Nabi ini selalu menjaga etika dan akhlak. Kehidupan Ali dan Fatimah yang saling menjaga kesantunan ini layak menjadi teladan bagi semua.
Kasih sayang dan kelemah-lembutan Fatimah AS diakui oleh semua orang yang hidup sezaman dengannya. Dalam sejarah disebutkan bahwa kaum fakir miskin dan mereka yang memiliki hajat, akan datang ke rumah Fatimah ketika semua jalan yang bisa diharapkan membantu mengatasi persoalan mereka telah tertutup. Fatimah tidak pernah menolak permintaan mereka, padahal kehidupannya sendiri serba berkekurangan.
Poin penting lain yang dapat dipelajari dari kehidupan dan kepribadian penghulu wanita sejagat ini adalah sikap tanggap dan peduli yang ditunjukkan beliau terhadap masalah rumah tangga, pendidikan dan masalah sosial. Banyak yang berprasangka bahwa keimanan dan penghambaan yang tulus kepada Allah akan menghalangi orang untuk berkecimpung dalam urusan dunia. Kehidupan Sayyidah Fatimah Zahra AS mengajarkan kepada semua orang akan hal yang berbeda dengan anggapan itu. Dunia di mata beliau adalah tempat kehidupan, meski demikian hal itu tidak berarti harus dikesampingkan. Beliau menegaskan bahwa dunia laksana anak tangga untuk menuju ke puncak kesempurnaan, dengan syarat hati tidak tertawan oleh tipuannya. Fatimah AS berkata, “Ya Allah, perbaikilah duniaku bergantungnya kehidupanku. Perbaikilah kondisi akhiratku, karena ke sanalah aku akan kembali. Panjangkanlah umurku selagi aku masih bisa berharap kebaikan dan berkah dari dunia ini…”
Detik-detik akhir kehidupannya telah tiba. Duka dan derita terasa amat berat untuk dipikul oleh putri tercinta Nabi ini. Meski demikian, dengan lemah lembut Fatimah bersimpuh di hadapan Sang Maha Pencipta mengadukan keadaannya. Asma berkata, “Saya menyaksikan saat itu Fatimah AS mengangkat tangannya dan berdoa, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan perantara kemuliaan Nabi dan kecintaannya kepadaku. Aku memohon kepada-Mu dengan nama Ali dan kesedihannya atas kepergianku. Aku memohon kepada-Mu dengan perantara Hasan dan Husein serta derita mereka yang aku rasakan. Aku memohon kepada-Mu atas nama putri-putriku dan kesedihan mereka. Aku memohon, kasihilah umat ayahku yang berdosa. Ampunilah dosa-dosa mereka. Masukkanlah mereka ke dalam surga-Mu. Sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pengasih dari semua pengasih.”
Sebelum ajal datang menjemputnya, Fatimah Zahra AS menghadap kiblat setelah sebelumnya berwudhu. Beliau mengangkat tangan dan berdoa, “Ya Allah, jadikanlah kematian bagai kekasih yang aku nantikan. Ya Allah, curahkanlah rahmat dan inayah-Mu kepadaku. Tempatkanlah ruhku di tengah arwah orang-orang yang suci dan jasadku di sisi jasad-jasad mulia. Ya Allah, masukkanlah amalanku ke dalam amalan-amalan yang Engkau terima.”
Tanggal 3 Jumadi Tsani tahun 11 Hijriyyah, Fatimah Zahra putri kesayangan Nabi menutup mata untuk selamanya. Beliau wafat meninggalkan pelajaran-pelajaran yang berharga bagi kemanusiaan. Hari ini, kami mengucapkan belasungkawa kepada para pecinta keluarga suci Rasul.
Rasul pernah menyifati putrinya, Fatimah AS dengan sabdanya, “Allah telah memenuhi hati dan seluruh anggota tubuh Fatimah dengan keimanan dan keyakinan.” Kepada putrinya itu, beliau pernah bersabda, “Fatimah, Allah telah memilihmu dan menghiasimu dengan makrifat dan pengetahuan. Dia juga telah membersihkanmu dan memuliakanmu di atas wanita seluruh jagat.“
Kecintaan Rasulullah SAW kepada Fatimah Zahra AS merupakan satu hal khusus yang layak untuk dipelajari dari kehidupan beliau. Di saat bangsa Arab menganggap anak perempuan sebagai pembawa sial dan kehinaan, Rasul memuliakan dan menghormati putrinya sedemikian besar. Selain itu, Rasulullah SAW biasa memuji seseorang yang memiliki keutamaan. Dengan kata lain, pujian Rasul kepada Fatimah adalah karena beliau menyaksikan kemuliaan pada diri putrinya itu. Nabi SAW tahu akan apa yang bakal terjadi sepeninggalnya kelak. Karena itu, sejak dini beliau telah mengenalkan kemuliaan dan keagungan Fatimah kepada umatnya, supaya kelak mereka tidak bisa beralasan tidak mengenal keutamaan penghulu wanita sejagat itu.
Suatu hari, seorang sahabat bertanya kepada Rasul, “Mengapa Anda tidak memperlakukan anak-anak Anda yang lain seperti Fatimah?” Rasul menjawab, “Engkau tidak mengenal Fatimah. Aku mencium bau surga pada diri Fatimah. Engkau tidak tahu bahwa keredhaan Allah ada pada keredhaan Fatimah dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan Fatimah.”
Kesempurnaan manusia tidak mengenal jenis jantina. Kesempurnaan itu adalah sebuah anugerah yang diberikan Allah kepada hamba-Nya untuk dapat mengenal dirinya lebih dalam. Fatimah adalah contoh nyata dari sebuah kesempurnaan. Dengan mengikuti dan meneladaninya, kesuksesan dan kebahagiaan hakiki yang menghantarkan kepada kesempurnaan akan bisa digapai. Fatimah adalah wanita yang banyak menimba ilmu, makrifat dan hikmah hakiki. Keluasan ilmunya tampak sekali dalam khotbah yang beliau sampaikan di masjid Nabi, di hadapan para sahabat.
Dalam khotbah itu, Fatimah AS menjelaskan bahwa satu-satunya jalan untuk menyelamatkan diri dan masyarakat adalah dengan memegang teguh agama dan patuh kepada perintah Allah. Beliau yang mengetahui psikologi masyarakatnya menerangkan berbagai kekurangan yang ada di tengah mereka. Dalam khotbah itu, Fatimah AS membawakan berbagai ayat suci Al-Qur’an dan menjelaskan tafsirannya. Peristiwa yang terjadi di masa lalu, sejarah umat-umat terdahulu yang layak dijadikan pelajaran dan bahan peringatan, diungkapkannya. Dalam khotbah tersebut Fatimah sebagai seorang hamba yang saleh dan arif yang hakiki, menjelaskan kecintaannya kepada Sang Maha Pencipta.
Fatimah Zahra AS, adalah wanita yang mengenal betul kondisi di tengah masyarakat. Beliau sadar akan adanya makar dan tipu daya musuh-musuh Islam. Hal itulah yang kemudian beliau ungkapkan dalam khotbahnya. Singkatnya, Fatimah AS sebagai seorang yang mengetahui seluk beluk politik dan sadar akan kondisi di zamannya, menerangkan kepada semua orang bahwa Islam adalah agama terakhir Tuhan dan syariat yang paling sempurna. Beliau juga menjelaskan bahwa satu-satunya jalan keselamatan adalah dengan mengikuti jejak Ahlul Bait AS.

Berikut ini adalah sekelumit dari khotbah Sayyidah Fatimah Zahra AS di masjid Nabi. “Rasulullah diutus saat seluruh bangsa terpecah-pecah. Mereka menyembah berhala. Meski mengenal Tuhan, mereka mengingkarinya. Dengan perantara Muhammad, Allah menyingkap tabir syirik dan kekafiran. Dia membersihkan kotoran dari hati, dan Dia berikan cahaya di mata. Muhammad dengan cahaya petunjuk bangkit di tengah umat untuk menyelamatkan mereka dari kesesatan dan mengeluarkan mereka dari kegelapan ke cahaya benderang. Dia menggiring umat ke arah agama yang kuat dan mengajak mereka kepada kebenaran.

Dikutip dari haidarrein.wordpress.com

Read More..

Jumat, 14 September 2007

Aktivitas di Bulan Ramadhan


Marhaban ya... Ramadhan .....

Ramadhan Datang.. Alam pun Riang..
Menyambut bulan yang berkah.
Umat berdendang memandang Azan..
Pertanda hati yang senang..

(Tompi)

Itu merupakan penggalan lagu Tompi yang pernah menjadi hits lagu Ramadhan tahun lalu. Tentu bagi mereka yang mengetahui "rahasia" bulan yang penuh dengan keberkahan ini sudah menyiapkan lahir dan bathin mereka, bahkan planning-planning yang akan mereka lakukan di bulan Ramadhan pun sudah di persiapkan jauh-jauh hari.
So, biar Ramadhan kita nggak berlalu dengan percuma, hanya menahan lapar dan haus saja maka kita perlu mengetahui "rahasia" apa yang tersimpan di dalamnya.

1. Berpuasa
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam telah bersabda, artinya: Setiap amal baik manusia akan dibalas sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat.¨ Allah Ta'ala berfirman: (Kecuali puasa), amal ibadah ini khusus untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Karena ia telah meninggalkan syahwat makan dan minumnya karena Aku.¨ Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika menemui Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kesturi.¨ (HR. al-Bukhari dan Muslim)

2. Qiyamullail
Ia merupakan tradisi Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dan para shahabat. Dalam sebuah riwayat, Nabi shallallahu،¦alaihi wasallam pernah bersabda "Barang siapa shalat malam dibulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampunilah dosanya yang telah lalu.¨ (HR. al-Bukhari dan Muslim). Aisyah radhiyallahu'anha pernah menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan shalat malam, dan jika sakit atau kelelahan beliau shalat dengan duduk.
Qiyamullail (tarawih) di bulan Ramadhan ini sebaiknya dilakukan dengan berjamaah agar tercatat sebagai orang yang melakukan qiyamullail (secara sempurna), sebagaimana disebutkan dalam hadits, artinya, "Barang siapa yang mendirikan shalat malam bersama dengan imam sampai selesai maka dicatat baginya shalat satu malam.¨ (HR. penulis as-Sunan)

3. Bersedekah
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam adalah orang yang sangat dermawan, terutama sekali pada bulan Ramadhan. Beliau pernah bersabda, "Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan.¨ (HR. at-Tirmidzi).
Bentuk sedekah di bulan suci ini ialah dengan memberi makan kepada saudara kita sesama muslim terutama sekali kepada para fakir miskin dan lebih khusus bagi mereka yang taat dalam beragama. Disebutkan bahwa Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu'anhu tidak berbuka kecuali bersama anak-anak yatim dan fakir miskin.
Cara lain bersedekah di bulan Ramadhan ialah dengan memberi buka puasa kepada orang-orang yang berpuasa secara umum, mengundang mereka berbuka bersama dan lain sebagainya.

4. Bersungguh-sungguh Dalam Membaca al-Qur'an
Dalam hal ini ada dua poin pokok yaitu:

a. Memperbanyak bacaan al-Qur'an
Supaya lebih cepat atau lebih banyak dalam menghatamkannya, namun tetap harus memperhatikan kaidah bacaan yang benar. Memperbanyak bacaan al-Qur'an ketika bulan Ramadhan merupakan amalan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam, shahabat dan para Imam kaum muslimin.

b. Menangis ketika membaca al-Qur'an
Hal ini dapat tercapai dengan cara benar-benar meresapi, merenungkan dan memahami makna dari ayat-ayat yang kita baca sehingga akhirnya tenggelam dalam pengaruh keagungan Al-Qur'an yang menggetarkan hati. Nabi shallallahu'alaihi wasallam pernah mengomentari para ahli shuffah (kaum Muhajirin yang tinggal di Masjid Nabawi) yang menangis karena mendengarkan al-Qur'an surat an-Najm ayat 59-60, beliau bersabda, artinya: "Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah.¨(HR. al-Baihaqi).

5. Duduk di Masjid Hingga Terbit Matahari
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, artinya: "Barangsiapa shalat fajar dengan ber-jamaah lalu duduk berdzikir (mengingat) Allah sampai terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat baginya pahala seperti haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.¨ (HR. at-Tirmidzi dan dinyatakan shahih oleh al-Albani). Pahala sebesar ini adalah pada hari-hari biasa, maka bagaimana halnya jika itu dilakukan dalam bulan Ramadhan?

6. I'tikaf (Berdiam di Masjid dalam Rangka Ibadah)
I'tikaf merupakan ibadah yang merangkum berbagai macam ketaatan seperti membaca al-Qur'an, shalat, dzikir, do'a dan lain sebagainya. Ibadah ini sangat ditekankan pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan untuk mendapat Lailatul Qadar. Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu'alaihi wasallam selalu melakukan i'tikaf pada setiap sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, dan pada tahun kewafatannya beliau beri'tikaf duapuluh hari. (HR. al-Bukhari)

6. Umrah di Bulan Ramadhan
Tentang umrah di bulan ini Rasulullah shallallahu،¦alaihi wasallam pernah bersabda, artinya, "Umrah di bulan Ramadhan menyamai (pahala) haji.¨ dalam riwayat lain, menyamai (pahala) haji bersamaku.¨ (HR. al-Bukhari dan Muslim).

7. Berusaha Meraih Lailatul Qadar
Keutamaan malam ini sungguh amatlah besar, sebagaimana difirmankan oleh Allah shallallahu'alaihi wasallam dalam surat al-Qadr, artinya,
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur'an pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.¨ (QS. al-Qadr: 1-3)
Nabi shallallahu'alaihi wasallam juga berusaha untuk mendapat kan Lailatul Qadar dan memerintahkan para shahabat dan keluarganya agar berusaha meraih malam itu.

9. Memperbanyak Dzikir, Do'a dan Istighfar
Di antara waktu-waktu yang mustajab untuk dikabulkannya doa adalah:
- Ketika berbuka.
- Sepertiga malam terakhir, ketika Allah subhanahu wata'ala turun ke langit dunia dan berfirman, artinya, Siapa yang memohon akan Aku beri dan siapa yang minta ampun niscaya akan Aku ampuni.¨
- Beristighfar di waktu sahur.
- Hari Jum'at terutama di akhir siangnya (menjelang Ashar).

Disarikan dari buletin An-Nur: Bagaimana Menyambut Ramadhan, Petunjuk Tentang Puasa, Amalan Salaf di bulan Ramadhan.

Read More..

Senin, 03 September 2007

Makanan Tepat atasi PMS

Dewi (26) selalu menunjukkan tampang jutek setiap pertengahan bulan. Selain jutek, ia juga acapkali berkata ketus dan menjadi sensi saat omongan yang diucapkan lawan bicaranya sedikit kencang.

Keadaan Dewi menjelang haid itu dikenal dengan sebutan PM alias sindrom pramenstruasi. PMS ini mempengaruhi 3 di antara 4 wanita subur dan diperkirakan mempengaruhi 70-90 persen wanita yang masih mengalami menstruasi. Sementara, gejala PMS ini pun bergradasi, bisa ringan sampai berat dan acap mempengaruhi kehidupan si perempuan.

Bisa jadi, satu dari 20 wanita menderita gejala berat yang dapat menyerang secara psikologis maupun fisik. Secara psikologis yaitu mencakup kecemasan, mudah tersinggung, gangguan mood yang ringan atau berat, cemas, mudah marah, depresi, menangis, menjadi lupa, bingung dan insomnia. Sedangkan gejala fisik dapat terjadi sakit kepala, kelelahan, pusing, nyeri persendian, perut tegang, sakit punggung, sembelit hingga pingsan aklbat nyeri yang amat hebat.

Menurut beberapa literatur, terdapat lebih dari 150 gejala berkaitan dengan PMS. Hal ini karena pada kondisi PMS, hormon estrogen don progesetron tidak seimbang. Kadar estrogen menjadi lebih tinggi ketimbang hormon progesteron. Hormon lain juga terlibat, yang menyebabkan gejala berbeda pada tiap orang don menyebabkan tingkat gula darah menjadi rendah.

Gejala PMS mulai menyerang Anda ketika 10-12 hari menjelang menstruasi don biasanya hilang sendiri setelah datang bulan. Namun begitu, PMS sebaiknya tidak dianggap sebagai penyakit psikologis atau mental. Karena secara ilmiah, PMS terjadi disebabkan ketidakseimbangan kimia tubuh yang berkaitan dengan mineral dan vitamin yang diperlukan tubuh. Untuk mengatasi PMS, dapat Anda coba dengan makanan.

Makanan dan PMS

Menurut nutritionist Sue Gilbert, makanan yang dapat menjaga keseimbangan hormon, dapat pula mengurangi gejala PMS. Makanan-makanan dibawah ini dianjurkan dikonsumi menjelang menstruasi:

1. Karbohidrat kompleks. Makanan ini termasuk pasta, roti kentang, cereal, dan nasi. Makanlah karbohidrat kompleks dalam jumlah kecil setiap tiga jam sekali. Makanan ini menjaga kadar gula darah Anda agar tetap stabil.

2. Berbagai tumbuhan polong-polongan, termasuk soya dan buncis karena mengandung phytoestrogen yang dapat membantu menyeimbangkan hormon estrogen.

3. Sayuran dan buah-buahan, khususnya dari keluarga kubis, seperti brokoli, dapat menlngkatkan estrogen. Selain Itu, sayuran dan buah yang dikonsumsi dengan temperatur ruang dapat membantu pencernaan bekerja dengan baik.

4. Makanan kaya asam lemak seperti minyak ikan dan kacang-kacangan. Konsumsi omega 3 secara cukup dari makanan sepertl ikan atau suplemen, Makanan ini berguna untuk meningkatkan kelenjar dan keseimbangan hormon yang mempengaruhi siklus bulanan Anda dengan posltif.

5. Vitamin B kompleks yang dapat membantu menjaga tubuh dari stress, Begitu juga vitamin B6, makan-makanan kaya vitamin seperti ikan, ayam, soy food, pisang dan bayam tak lupa dikonsumsi. Vitamin E setiap kapsul 400 miu/hari juga jangan lupa dikonsumsi.

6. Minum cukup air.

Semoga Bermanfaat.....

sumber:solusi kesehatan online(0707)

Read More..

Apa Salahnya kami bercinta?

-Dipetik dari majalah ANIS keluaran ogos 1998 (halaman 65/66)--

Ya, rasa cinta memang tak salah. Ia adalah fitrah yang Allah kurniakan kepada setiap manusia. Ingin cinta dan dicintai. Jiwa manusia memerlukan cinta seperti jasadnya perlukan makanan. Oleh karena itu cinta adalah fitrah, maka tentu tidak ada salah merasakan getaran-getaran cinta.

Namun Allah tidak mengkurniakan rasa cinta begitu saja donk...?!
Dia juga menciptakan Peraturan Cinta demi menjaga kemurniannya. Peraturan inilah yang kerap dilanggar oleh insan-insan yang sedang dimabuk cinta. Rasa cinta tidak salah tetapi kesalahan selalu berlaku sewaktu menjalinkan hubungan cinta. Di sinilah remaja selalu terjebak. Cinta terlarang adalah cinta yang menafikan peraturan Allah. Ketika itu fitrah telah menjadi fitnah. Bila kehendak tidak disalurkan atau mengikuti peraturan maka akan berlakulah kekalutan dan kemusnahan.

Mengapa perlu ada peraturan cinta?

Jawabnya, karena Allah mencintai manusia.

Allah inginkan keselamatan dan kesejahteraan buat manusia melaksanakan keinginan fitrah. Keinginan tanpa peraturan akan menyebabkan banyak kemusnahan. Begitulah hubungan cinta yang terlarang, akan membawa banyak implikasi negatif dalam kehidupan. Pengalaman banyak mengajarkan kita “jangan sekali-kali bermain cinta, nanti terbakar diri”. Sudah banyak tragedi yang berlaku akibat hubungan cinta yang membelakangi peraturan Allah. Cinta yang terlarang adalah cinta yang sudah dicemari oleh kehendak nafsu dan kepentingan diri. Keindahan cinta yang sudah tercemar ini tidak akan bertahan lama. Keinginan sesaat telah didapat, apa yang dikejar sudah diperoleh, maka pada akhirnya cinta tidak lagi sebagai getar-getar indah, melainkan cinta telah layu terkulai dan membutuhkan "siraman" cinta baru.

Hubungan cinta jangan dicemari oleh tindakan menyalahi syariat. Jangan kita tertipu dengan pesona cinta yang dihiasai pelbagai sumpah setia. Jangan kita mabuk dengan rindu dan asyik yang membuai dan melenakan. Seteguk kita minum dari cinta terlarang, racunnya akan meresap membunuh akal, jiwa dan perasaan. Pada ketika ltulah cinta dikatakan buta. Maka butalah mata hati dan mata kepala hingga seseorang akan menjadi hamba kepada siapa yang dicintainya. Ketika itu hati tidak nampak yang lain kecuali yang dicintai. Lupalah diri pada Pencipta cinta karena terlalu asyik dengan cinta yang dikurniakan-Nya. Seperti seseorang yang disuka akan hadiah namun lupa kepada si Pemberi hadiahnya.

Pohon Cinta Terlarang

Allah sering dipinggirkan dalam hubungan cinta terlarang. Hukum-Nya dilanggar bukan dengan rasa bersalah tetapi dengan rasa manis dan megah. Tangan kekasih dipegang walaupun jelas Allah mengharamkan sentuhan antara lelaki dan wanita yang bukan muhrim. Berdua-duaan di tempat sunyi walaupun sudah diperingatkan Nabi bahwa dalam keadaan begitu syaitan adalah pihak ketiga. Lebih dari itu pun banyak yang berlaku. Semuanya seolah-olah halal hanya karena cinta. Racun-racun berbisa yang memusnahkan cinta telah dianggap sebagai baja. Akhirnya pohon cinta terlarang pun berbuah. Buah yang pahit, masam dan memabukkan. Buah yang muncul dengan berbagai nama yang aneh dan menjijikan – zina, sampai buang bayi. Ketika itu indahkah cinta? Peraturan cinta ibarat rambu-rambu lalu lintas. Kereta diciptakan dengan kekuatan untuk bergerak tetapi pergerakkannya perlu diatur dan dikendalikan. Jika tidak, tentu akan terjadi perlanggaran yg dapat mengakibatkan kerusakan/kecelakaan.

Begitulah cinta, ia adalah kekuatan tetapi kekuatan itu diperlukan peraturan dan pengendalian. Apakah peraturan - peraturan dalam hubungan cinta? Hendaklah cinta kita berdasarkan cinta Allah.

Artinya, cinta yang kita berikan kepadanya semata- mata karena mengharapkan keridhaan Allah. Allah memberikan kita fitrah itu, lalu kita niatkan dengan fitrah itu boleh mendekatkan diri kita kepadaNya. Cintailah siapa pun tetapi, pastikan cinta itu dapat memudahkan kita mencapai ridha Allah. Sehubungan dengan itu, cinta antara lelaki dan perempuan mestilah diniatkan untukAllah.

Tetapi bagaimana?

Iringilah dengan niat untuk menikah karena menikah itu lebih memudahkan seorang lelaki dan perempuan menyempurnakan agamanya. Oleh itu, tak perlu bercinta sekadar untuk bersuka-suka . Lebih buruk lagi janganlah ada niat-niat yang jahat dalam bercinta sehingga terdorong oleh hasutan nafsu atau bujukan syaitan. Jika tidak ada niat untuk menikah, cinta sudah pasti bukan karena Allah. Hakikatnya cinta itu adalah cinta terlarang yang akan membawa kemusnahan. Cinta jenis ini, seburuk namanya-cinta monyet!

Putus Cinta

Hendaklah dipastikan semasa menjalinkan hubungan cinta tidak ada hukum Allah yang dilarang antaranya, tidak ada pergaulan bebas, tidak ada melanggar aurat, tidak ada pengabaian perkara asas, seperti meninggalkan sembahyang, puasa dan lain-lain. Hubungan cinta jangan sampai terjerumus dalam perkara yang melalaikan dan merugikan. Maka, remaja seharusnya tidak mengeluh, "cinta apa namanya ini, jika tidak ada dating, telfon-telfonan, surat cinta, sentuhan tangan, kerlingan dan senyuman?"

Yakinlah, tidak ada keindahan dengan melanggar peraturan Allah. Putus cinta dan kecewa, bercinta yang begitu dominan dalam kehidupan remaja adalah disebabkan racun-racun cinta yang disangka baja ini. Justru banyak cinta yang gagal disambung di alam perkawinan dan lebih banyak putus tanpa sempat menempuh perkawinan. Allah maha Mengetahui dan Maha Menyayangi. Segala peraturan-Nya dibuat dengan rasa cinta terhadap hamba-hambaNya. Cinta suci mampu tumbuh tanpa semua itu. Dan Cinta itu pasti membawa ke gerbang pernikahan.

Wallahu'alam....


"Harus ada segolongan dari kamu yang mengajak pada kebaikan, menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dan merekalah orang yang beruntung lagi bahagia."
(Qs Al-Imron.
104).

Read More..

Mengendalikan Kemarahan

Marah atau emosi merupakan tabiat yang ada dalam manusia. Tetapi apabila amarah menjadi membabi buta maka akan melukai orang lain secara tidak langsung juga diri kita. Marah tidaklah dilarang tetapi kita diperintah untuk bisa mengendalikannya. Dalam riwayat Abu Said al-Khudri Rasulullah saw bersabda Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridlai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridlai (H.R. Ahmad).
Berikut ini ada cara mengendalikan kemarahan, semoga dapat bermanfaat.

Cara-cara meredam atau mengendalikan kemarahan:

1. Membaca Ta'awwudz. Rasulullah bersabda Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A'uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (H.R. Bukhari Muslim).
2. Berwudlu. Rasulullah bersabda Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah (H.R. Abud Dawud).
3. Duduk. Dalam sebuah hadist dikatakanKalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah (H.R. Abu Dawud).
4. Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah (H.R. Ahmad).
5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuahhadist dikatakan Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud). (H.R. Tirmidzi)

Sumber: Perpustakaan-Islam(29-07-07)

Read More..